Tuesday, July 22, 2008
Gol-Put

“Kira-kira beres jam berapa ya?” Seorang bapak berjaket hitam yang berada di dekatku bertanya.
“Ini yang ngadain siapa ya?” Lagi-lagi bapak perawakan lebih pendek dari saya itu bertanya.
“Mahasiswa..juga ada warga yang ikut” Balasku singkat sembari memalingkan pandangan ke arah pusat kerumunan orang. Tampak adik-adik dari kharisma sedang memukul-mukulkan kertas yang digulung tebal ke tanah. Bunyinya bikin saya merinding. Selain juga karena mereka semua bertutupkan kain hitam dari atas sampai bawah.
“Dalam rangka pilwalkot ya?” Bapak itu kembali memberondongiku dengan pertanyaan. Saat dua orang memegang spanduk bertuliskan “
“Iya. Sepertinya.” Tandasku singkat. Saya kira bapak itu bakal pergi berlalu, tapi tidak. Malah ia baru memulai ceritanya..
“Bapak mah enggak nyoblos siapa-siapa!” Saya kaget sebentar..Pfuh..bapak ini,,ku ladenin juga deh..
“Emang kenapa pak?”
“Waktu pilkada juga bapak mah enggak milih!” Ia malah belum menjawab pertanyaanku..
“Oh gitu..” Balasku singkat.
“Sekarang mah susah..Bapak enggak milih dulu karena enggak ada KTP” ia bercerita sambil melihat parade drama, lalu melanjutkan “Bapak
“Dulu sih waktu mau nyoblos, ada yang ngasih uang 20 ribu sama beras..”
“Oh gitu, trus?”
“Ya,,diambil aja beras sama uangnya.”
“Iya pak..Emang lucu. Kalau mau pemilihan baru bagi-bagi sama rakyat. Kalau dulu waktu berkuasa mah malah nyusahin rakyat..” Sambungku dengan senyum tipis.
“Ya,,mudah-mudahan aja lah. Yang sekarang mah beda..”
Amiin
“Bapak dulu kerja di travel,,” beliau cerita tentang bagaimana makmurnya ia dulu. “Tapi banyak yang enggak benernya” ku pastikan pembicaraan itu terus berjalan dengan sesekali bertanya, “Kenapa gitu pak?” “Sering yang datang kesini
“Kata temen saya di kedokteran, enggak bagus buat saya..” Enggak ngaku anak FK nih..Uhuk..Uhukk..batukku mulai terpicu.
Wah..pembicaraan mulai tidak menyenangkan,,bukan karena ngantuk, tapi karena asap rokok yang bikin saya sangat enggak comfort. Tapi pembicaraan masih berlanjut..
“Tapi sekarang mah udah enggak..” bapak itu menghisap rokoknya, “Sekarang mah saya udah nikah, udah punya anak..” kembali ngalor-ngidul..”Harta dari yang begituan mah,,cepet ilangnya.” Bapak itu menggerakkan tangannya ke arah bawah melewati kantong celananya.
“Iya pak..enggak bakal tahan lama, kasian sama anak istri” balasku dengan senyum. Tapi jujur..saya sudah enggak kuat lagi..Asap rokoknya itu,,”Maaf pak, saya ke
Re-Start
Ujian demi ujian yang seolah tak pernah berakhir..
Amanah dan amanah yang nampak tak berhenti datang..
Fisik yang lemah dan hati yang kering..
ternyata saya masih di sini.
Ya..Masih di sini.
Semua yang harus dilewati telah dilalui..
Sekarang yang tersisa tinggal seorang lemah yang masih berdiri..
Seorang yang tetap mendeklarasikan untuk...
Tak Kan Patah Karna Lelah
bukan lembaran suhuf, bukan teks sejarah, ataupun jurnal harian.
hanya catatan perjalanan dari berbagai tempat.
A mixture of a lil' bit of everythin'