Saturday, September 1, 2007

Berawal dari Duri

Suatu ketika di sebuah negeri antah berantah. Seorang raja yang sangat dihormati oleh seluruh penduduk di negerinya sedang berjalan-jalan bersama para ajudannya. Enggak tanggung-tanggung, beliau mengajak seluruh pasukannya hanya untuk JJS di padang pasir yang tandus. (JJS: Jalan-jalan sore.red). Al Kisah, pada masa itu semua orang berjalan dengan bertelanjang kaki. Setelah beberapa lama berjalan, sang Raja berteriak kesakitan.

“Aduh!! Pengawal!! Mengapa kaki ku sakit sekali?”
Lalu pengawal yang bijak pun menjawab,

“Di hutan ini banyak duri baginda. Dan nampaknya salah satunya telah tertancap dalam kaki paduka.” Sang Raja terlihat geram. Tapi, ia berusaha agar terlihat lebih sabar di depan para pasukannya. Lalu tercetuslah ide mulia itu.
”Pasukanku. Kumpulkan seluruh bulu dan kain yang ada di kerajaan kita, lalu selimuti padang pasir ini dengan bulu dan kain itu. Agar kelak, saya tidak lagi merasa kesakitan jika melewati padang pasir ini. Begitu juga semua orang yang melaluinya”


Serentak seluruh pasukan mulai bergerak. Tapi, tiba-tiba pengawal yang bijak berucap.
”Maafkan saya, baginda. Tapi saya punya usul lebih mudah untuk dilakukan.” Karena usulan itu datang dari pengawal yang paling ia anggap bijak, maka Sang Raja pun mengabulkannya.
”Bagaimana kalau, bulu dan kain itu diikatkan saja pada kaki paduka. Sehingga kemanapun paduka berjalan akan tetap aman.”




Usul yang cerdas itu pun dikabulkan oleh Sang Raja. Kemudian, alas bulu dan kain itu juga dipakai oleh para pengawal dan seluruh rakyat di negerinya. Dan sekarang hampir seluruh dunia mengenakannya sebagai sepatu. Alas kaki.

Luar biasa bukan. Bagaimana sebuah himmah aliyyah (Cita-cita yang tinggi) dapat bermula dari hal sederhana, ifda binnafsik (memulai dari diri sendiri). Jika kita ingin merubah dunia, cara termudah memulainya adalah dengan merubah diri kita sendiri. Dalam tarbiyah kita mengenal ishlahun Nafs. Memperbaiki diri sendiri dengan capaian muwashafat. Dari sana lah entry point kita untuk merubah dunia. Jangan pernah remehkan apa yang terjadi pada diri kita. Saat kita mengisi hari-hari kita dengan tilawah, qiyam, shaum, dan dzikir, maka akan semakin banyak orang di dunia yang melakukannya. Kita adalah bagian dari dunia. Kita adalah bagian dari perubahan itu. Kita adalah bagian dari para perancang peradaban yang berkeimanan itu. InsyaAllah.

~hafizhurrahman.
Diambil dari sebuah cerita menarik yang disampaikan seorang guru dari Sudan:
Prof. Hasan Bella- Semoga Allah selalu Menuntun dan Menambah ilmu-nya.

Nb:
Terbayang kan kalau Sang Raja dan pengawal yang bijak tadi adalah seorang muslim? Seluruh manfaat yang ia berikan akan berbuah pahala yang besar sekali. Ya..andaikan saja cerita ini benar adanya.

No comments: