Friday, June 18, 2010

INTERNSHIP for dummies

Beberapa waktu yang lalu, saya pergi ke ruang P3D yang baru di gedung Eyckman –sudah pindah ke lantai empat, sebelah kiri, paling pojok. Susah juga ditemukan. Karena enggak ada clue nya- Di ruang ini, saya bertemu Pak Cepi, yang dengan ramah dan penuh senyuman menyambut. Kemudian, ceritanya dimulai: Jadwal baru P3D angkatan 2005. Terpampang indah di tembok, tapi isinya sangat tak indah. Cukup mengagetkan. Sayang sekali saya tidak sempat foto jadwalnya. Tapi, recapnya sbb: Untuk 2005 yang semester ganjil, jadwal rotasi tidak jauh berbeda. Cuma untuk yang periode 18 Juli, lebih lama –katanya Fakultas memberikan jatah 9 minggu, untuk periode kali ini karna ada jatah untuk libur lebaran yang akan ditentukan tergantung bagian nya masing-masing. Ok, alhamdulillah. Tapi, kok ada yang beda dengan jadwal2 angkatan sebelumnya –yang ada diatas jadwal tsb- Jadi:

April 2011-remed,rekap nilai dari bagian,ujian compre,dll;

Mei 2011-wisuda; setelah itu sampai Juli2011-kosong;

Agustus 2011-UKDI; setelah itu sampai September 2011-kosong;

Oktober 2011-INTERNSHIP.

Jadwalnya cukup sampai disitu. Tidak jelas internship nya sampai kapan.. Biasanya kan kalo angkatan sebelumnya: Ujian Compre-MAGANG-wisuda-UKDI. Dari sanalah, karena sangat kaget dan syok –karena katanya,katanya,katanya : internship itu kan satu tahun..- pastilah ini akan sangat menambah lama durasi sekolah kita sampai nanti lulus bukan? Mengingat kita sudah kuliah 4 tahun, Tambah koass 2 tahun, Tambah lagi internship 1 tahun??

Memanfaatkan waktu cuti, saya tanya-tanya, unduh-unduh, baca-baca sedikit-sedikit tentang INTERNSHIP..terlepas dari jadi atau tidaknya program ini diangkatan kita, setidaknya kita bisa sedikit lebih tau ttg INTERNSHIP..


WHAT?

Permenkes No. 299/Menkes/Per/II/2010: Proses pemantapan mutu profesi dokter untuk menerapkan kompetensi yang diperoleh selama pendidikan, secara terintegrasi, komprehensif, mandiri, serta menggunakan pendekatan kedokteran keluarga, dalam rangka pemahiran dan penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan

Setelah menyelesaikan program internsip, peserta program memperoleh Surat Tanda Selesai Internsip (STSI) yang merupakan kelengkapan, bersama dengan Sertifikat Kompetensi (hasil UKDI), untuk memperoleh Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil Kedokteran Indonesia, sebagai dokter penyelenggara pelayanan primer.

PRINSIP INTERSHIP

Mempraktikan standar pelayanan kedokteran yang baik, dengan menyadari keterbatasan kemampuannya, dan memastikan tidak menempatkan pasien dalam keadaan bahaya.

Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan meningkatkan keterampilannya.

Membangun, meningkatkan dan memelihara hubungan baik dengan pasien.

Bekerjasama secara efektif dengan sejawat dokter dan tenaga kesehatan profesi dan tenaga kesehatan non profesi serta tenaga pendukung/penunjang kesehatan.

Mengembangkan kompetensi sebagai pendidik bagi sejawat, pasien dan keluarganya.

Jujur dan bertindak serta berperilaku berdasarkan kaidah ilmiah.

Memelihara kesehatan pribadinya sehingga tidak membahayakan pasien, sejawatnya dan orang lain.

WHY?

TUJUAN INTERNSHIP

UMUM

Meningkatkan kesempatan dokter baru lulus program studi dokter untuk mengaplikasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh selama pendidikan, dalam pelayanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga kepada pasien, dalam rangka penyelarasan antara hasil pendidikan dengan praktik di lapangan dalam kemahiran melayani pasien secara profesional.

KHUSUS

Memberikan kesempatan kepada dokter baru lulus program studi dokter untuk:

1. Mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperoleh selama pendidikan dan mengaplikasikannya dalam pelayanan primer.

2. Mengembangkan keterampilan medis-teknis (klinis dan sosial-preventif), serta pribadi dan profesi yang menjadi dasar praktik kedokteran.

3. Memikul tanggung jawab pelayanan pasien sesuai dengan kewenangan yang diberikan.

4. Meningkatkan kemampuan membuat keputusan profesional dalam pelayanan pasien secara memadai dan pemanfaatan layanan diagnostik dan konsultasi.

5. Bekerja dalam batas kewenangan hukum dan etika.

6. Berperan aktif dalam tim pelayanan kesehatan multidisiplin

7. Memperoleh pengalaman dan mengembangkan strategi dalam menghadapi tuntutan profesi dan pribadi yang berkaitan dengan fungsinya sebagai praktisi medis.

WHEN?

Lama Program 1 (satu) tahun . Masa diperpanjang bila kompetensi yang ditentukan belum tecapai.

WHERE?

Jenis Sarana Pelayanan Kesehatan Wahana Internship Dokter:

- Rumah Sakit Kelas C dan D, dilakukan pada :

Unit yang memberikan pelayanan kedokteran primer secara komprehensif (4 bulan)

Unit Gawat Darurat (4 bulan)

-Puskesmas dan puskesmas dengan perawatan (4 bulan)

-Klinik Layanan Primer lainnya milik Pemerintah dan Swasta

WHO?

-Setiap peserta Internship mendapat pendamping seorang dokter dgn kriteria sebagai berikut:

Dokter yang masih aktif praktek minimum 2 tahun

Bersedia mengikuti pelatihan menjadi pendamping

Bersedia secara aktif melakukan tugas pendamping

Peran pendamping intern adalah sebagai : Role model , Motivator, Teman sejawat untuk berkonsultasi, Penilai

-Seorang pendamping diperkenankan mendampingi paling banyak 5 peserta

-Pendamping akan memperoleh Sertifikat Pendamping.

HOW?

KEGIATAN PESERTA INTERNSHIP

1. Melakukan layanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga kepada pasien yang meliputi kasus medik, bedah, kedaruratan dan kejiwaan baik pada anak, dewasa dan usia lanjut

2. Melakukan konsultasi dan rujukan

3. Melakukan komunikasi ilmiah.

KRITERIA PENCAPAIAN KOMPETENSI

1. Mengelola kasus dengan jumlah dan jenis yang cukup, dengan sebaran imbang

Dalam masa satu tahun, secara keseluruhan telah menangani sekurang-kurangnya 400 kasus.

Berdasarkan umur:

Bayi – anak 25-40%

Dewasa (15-60 th) 40-60%

Tua (>60 th) 15-25%

Berdasarkan jenis kelamin:

Kasus laki-laki dan perempuan 50% + 10%

Berdasarkan kelompok:

Medik 50-60%

Bedah 40-50%

Kegawat-daruratan 5-20%

Kejiwaan 1- 5%

Dicatat dalam logbook, paling sedikit setiap 3 bulan dilaporkan kepada dan ditandatangani oleh dokter pendamping.

2.Membuat dan menyajikan sekurang-kurangnya 5 laporan kasus dalam pertemuan klinik,

Dalam laporan kasus tersebut dinilai aspek kognitif, sikap dan perlaku peserta oleh pendamping. Pelaporan menggunakan format portofolio.

EVALUASI PESERTA INTERNSHIP

§ Asesmen peserta didasarkan atas tercapainya tujuan Internsip sesuai standar kompetensi dokter layanan primer yang dipahami baik oleh peserta maupun Pendamping.

§ Peserta mendapat umpan balik secara teratur, baik dari Pendamping maupun dari tenaga kesehatan lain dalam bentuk pengamatan langsung maupun tidak langsung.

§ Format asesmen menggunakan antara lain buku log dan portofolio untuk kasus-kasus yang akan memberikan manfaat bagi peserta.

§ Buku log berisi catatan harian dari waktu ke waktu yang menggambarkan kegiatan dan tugas-tugas yang perlu dan telah dilaksanakan peserta selama mengikuti Internsip.

§ Portofolio berisi uraian lengkap dari kegiatan yang dianggap peserta dapat mencerminkan perkembangan profesionalisme sebagai seorang dokter, (misalnya kasus-kasus menarik) yang disertai umpan balik dari Pendamping.


PENERBITAN STR

Pada akhir penugasan, Pendamping melakukan penilaian untuk memastikan pencapaian tujuan program internsip.

Peserta yang telah menyelesaikan seluruh internsip akan mendapatkan Surat Laporan Pelaksanaan Internsip yang ditandatangani oleh Pendamping yang akan dipergunakan untuk menerbitkan Surat Tanda Selesai Internsip (STSI) oleh Komite Internsip Dokter Indonesia (KIDI) Tingkat Provinsi.

Komite Internsip Dokter Tingkat Provinsi melaporkan STSI ke KIDI Pusat dengan tembusan ke Kolegium Dokter Indonesia.

Berdasarkan STSI dan Sertifikat Kompetensi yang telah diterbitkan Kolegium Dokter Indonesia, Konsil Kedokteran Indonesia akan menerbitkan Surat Tanda Registrasi.

Nah, begitulah sedikit ttg INTERNSHIP. Tulisan ini diambil dari kuliah dr.M. Djauhari Widjajakusumah, selaku Ketua Panitia Tim Ad Hoc Program Internship dari Kolegium Dokter Indonesia..Semoga bermanfaat.

Sunday, June 13, 2010

DEMAM BERDARAH FOR DUMMIES -Based on True Story-

Di notes kali ini saya mau berbagi sedikit pengalaman, yang mungkin sudah sering banget dialami sama yang lain juga. Semoga pengalaman yang cukup sangat melelahkan-menyakitkan-menggeregetkan ini, bisa dimanfaatkan sama yang lain.

Demam Berdarah atau Demam Dengue?
Pekan lalu, saya terkena dengue fever atau demam dengue. Orang awam lebih mengenalnya DBD, DB, atau demam berdarah. Meskipun begitu sebenarnya keduanya berbeda. Demam Dengue (DD) dan Demam Berdarah Dengue (DBD) sama-sama disebabkan oleh virus dengue, tapi memiliki gejala klinis dan hasil laboratorium yang berbeda. Ada yang bilang, kalau ada perdarahan dimana-mana (bintik-bintik merah di kulit, mimisan, gusi berdarah, BAB berdarah, dll) itu berarti DBD, kalau enggak berarti hanya DD. Itu sih bisa saja benar, bisa juga salah. DD juga bisa disertai tanda-tanda perdarahan. Tapi yang membedakan keduanya adalah adanya perembesan cairan dari pembuluh darah, yang diketahui dari hasil pemeriksaan laboratorium darah.

Aah...ini sih demam biasa..
Waktu itu hari senin, seperti biasa saya berangkat ke RSHS, meskipun waktu bangun kok terasa lebih pegal-pegal, nyeri tulang, dan badan asa harare'eng..saya pikir ah, ini sih demam biasa saja, kami para dokter muda sering menyebutnya post-JAGA-syndrome. biasanya dibawa tidur juga hilang. Nah, yang bikin saya mulai curiga, saya kan baru bangun tidur..And the story goes..di RSHS, panas saya mendadak tinggi! Banyak orang yang terkecoh dengan gejala awal ini, sehingga penanganan DBD pun terlambat, selanjutnya bisa disimpulkan sendiri ceritanya..Nah, kalo kita lebih WASPADA dengan gejala-gejala awal DBD, pastinya kita akan lebih cepat mendapat penanganan yang adekuat dan cepat. Gejala-gejala DBD antara lain: Demam mendadak tinggi, nyeri kepala, nyeri belakang mata, mual, muntah, nyeri otot, nyeri sendi, nyeri perut, bisa juga disertai tanda-tanda perdarahan seperti bintik kemerahan yang tidak menimbul di kulit, mimisan, gusi berdarah, BAB berdarah, BAB hitam lengket seperti aspal, dll. Kalau sudah yakin muncul gejala-gejala ini, bisa langsung ke dokter atau periksa darah. Ada pemeriksaan yang sangat sensitif dan spesifik untuk infeksi virus dengue yang dapat diperiksa pada hari pertama demam, yaitu NS1. Siang itu, setelah hampir semua gejala DD muncul, saya langsung periksa NS1, dan ternyata...POSITIF. Saya bingung awalnya, mau bilang apa..Inalillahi, ini kan penyakit..atau Alhamdulillah, setidaknya saya tau saya sakit apa..

Demam = fase kritis?
Banyak orang yang mengira hari pertama dan kedua adalah hari yang sangat kritis. Hari pertama dan kedua demam, saya panas tinggi sekali..Pusing tak tertahankan, kepala rasanya mau pecah aja. Badan pegal-pegal kayak dicopotin satu-satu..Otot pegal linu kayak abis weight-lifting 100kg..Intense banget, seolah semua keluhan yang bisa dikeluhkan keluar dengan skala paling tinggi..Pfuhh! tapi, ternyata..fase kritisnya bukan itu kawan. justru, di hari ke empat sampai ke enam, saat demam kita turun, itulah saat kritisnya..bisa saja terjadi, suhu tubuh kita turun, trombosit juga, bersamaan dengan turun tekanan darah, kaki-tangan menjadi dingin, pucat, dan akhirnya jatuh ke fase syok! cairan di pembuluh darah kita rembes keluar (pada DBD), jadi tubuh kita "kehausan" ditengah gelimpahan cairan..sedih ya. So, hati-hati di hari demam ke empat sampai ke enam..

Minum jus jambu, sari kurma, atau angkak?
Semenjak sakit DBD, banyak sekali teman dan handaitaulan yang menengok. semua datang dengan senyuman dan tentu saja membawa buah tangan. Mulai dari jus jambu, sari kurma, angkak, trolit, pocari sweat, sampai air zam-zam dll..Sebenarnya mana sih yang paling mantap untuk mengobati DBD? semuanya diklaim bisa meningkatkan jumlah trombosit yang turun waktu DBD. Apa benar? Apa berguna? ternyata, dari pelajaran ilmiah yang saya dapat, trombosit tidak bisa dinaikan dengan macam2 minuman tersebut, karena, terlepas dari hal2 tsb, pada penyakit ini, trombosit akan naik dengan sendirinya (sesuai dengan perjalanan penyakitnya) Adapun, yang harus kita lakukan adalah mencegah terjadinya syok karna perembesan cairan akibat turunnya trombosit, dengan banyak minum. minum apa? ya apa saja..yang penting cairan. mau minum jus jambu kek, sari kurma kek, pocari sweat kek, angkak kek..yang penting cairan. Karena itu, kalau kita dirawat di RS, dokter juga hanya kasih kita infus cairan. paling tambah obat penurun panas, itu saja..Jadi pastikan minum yang banyak, urinasi juga pasti bakal banyak..Jangan lupa, pastikan bedrest total, agar daya tahan tubuh kita meningkat dan recovery bisa cepat.

Setelah sembuh gimana?
Setelah pulang dari RS, pastikan istirahat dengan cukup sebelum kembali aktifitas. jangan lupa, pakai repelent untuk cegah terkena DBD lagi. karena, DBD bukan cacar air. meskipun kita sudah pernah terkena, masih ada kemungkinan untuk bisa kena lagi..Dan,lakukan program pemerintah, 3M+..kalau perlu minta lakukan fogging dan abatisasi. Ingat jentik nyamuk DBD, ada di tempat bersih, bukan di got atau comberan. Jadi harus tetap hati-hati, jaga kebersihan. DBD bisa mengenai siapa saja..

Semoga bermanfaat..

P.S:Alhamdulillah, saat tulisan ini dibuat saya sudah baikan. Tidak demam, keluhan yang lain juga sudah hilang. Walaupun awalnya sempat harap-harap cemas, dihari ke lima trombosit saya sempat 20.000 (nilai normalnya 150.000-500.000) tapi syukurnya hematokritnya masih normal jadi masih DD, bukan DBD. Mohon do'anya, semoga segera recover, dan kembali aktivitas ke RSHS..Terima kasih atas do'anya. Hanya Allah yang bisa membalas kebaikan teman-teman semua.