Monday, May 30, 2011

Aku dan pasien..

Berinteraksi dengan pasien adalah suatu hal yang mutlak bagi seorang dokter. Mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, sampai pemeriksaan penunjang, butuh kerjasama yang baik antara dokter dan pasien. Apa jadinya, kalau gap pendidikan, bahasa, dan budaya mewarnai percakapan antara dokter dan pasien. Kira-kira seperti inilah yang terjadi. Ini yang saya dan teman-teman dokter magang alami saat kami berdialog dengan pasien. *BASED ON TRUE STORY*
LESSON #1: SPEAK THEIR LANGUAGE

Psn: "Saya sudah rutin berobat karna bengkak jantung" 
Gw: Hening. 
Beberapa saat kmudian. Oh, maksudnya gagal jantung. Decompensatio cordis :)
Lessonlearned: Pelajarilah nama2 lain penyakit dari bahasa pasien!

Pasien: "Harus dirongsen ya dok?" 
Gw: "Iya, harus dirongsen dulu.." 
Beberapa saat kemudian, ya ampun. tadi gw ngomong RONGSEN lah! hahaha :D

Pasien: "Dok, ini impusan nya enggak jalan2!"
Gw: "Kalau impusan nya jalan2 mah serem atuh bu.." 
Pasien: "hahaha.."
Beberapa saat kemudian..hahaha. IMPUSAN.. :D

Psn: "Dok, resepnya belum dikasih sama doktor.." 
Gw: "tadi bukannya udah dikasih sama doktor John?" 
Psn: "Belum dok.."
Beberapa saat kemudian.. Beuh DOKTOR -__-
Belum S3 udah jadi DOKTOR aja..hahaha
LESSON #2: PERMUDAH PENJELASAN

Teman gw: "Ibu, patuanganna bade dikomputer heula nya bilih aya nanaon"
Pasien: "sumuhun,Dok."
Beberapa saat kemudian..dikomputer?! hahaha

Psn: "Lapar dok.. Mau makan!"
Teman gw: "belum boleh pak, lambungnya masih dicuci."
Psn: "Dicuci pake apa dok? Rinso?!"
Gw: +___+
Lessonlearned: Gunakan kata "BILAS" daripada "CUCI" Pastinya pasien ini benar-benar lapar!
LESSON #3: LAUGHTER IS THE BEST MEDICINE 

Meng-EKG pasien 
Gw: "Jangan gerak pak, nanti nyetrum loh!" 
Psn: "Masak nyetrum dok! Hahaha.." 
Gw: "Jangan ketawa pak!!"
Psn: -_____-" 
Gw: "Hahaha.."
Lessonlearned: Jangan bercanda dengan pasien yang sedang di EKG :)

Psn: "Dok, yg kuliah rekam medis nanti periksa EKG ini ya?" 
Gw: -__- "Bukan pak, itu rekam medis, kalo ini mah rekam jantung" 
Psn: "Ooo.."
 
LESSON #4: JADILAH PENDENGAR YANG BAIK

Psn: Dok, sy demam, batuk, pilek, sakit pinggang, mual, ngga nafsu makan, sering pipis, lemes,.. 
Gw: ada lagi bu? 
Psn: Msh byk dok 
Gw: -__-"
Lessonlearned: Hati-hati dalam bertanya!

Psn: "Sakit lutut dok" 
Gw: "skr msh sakit bu?" 
Psn: "skr mah ngga, liat dokter yg ganteng sakitnya hilang"  
Gw: "Eaa.." 
Lessonlearned: Jangan tanya pertanyaan yang memancing pasien untuk galau ;p

Saturday, May 21, 2011

Jalan harian, ujian kesabaran

Senin, 16 Mei 2011 adalah hari pertama saya mulai magang di RS jejaring (selain di RSHS) Selama 6 bulan kedepan, saya akan melakukan magang dengan berkeliling ke beberapa kota: garut, cianjur, sumedang, dan karawang. Tapi satu bulan ini, saya bertugas di salah satu RSUD yang ada di Kota Bandung. Lokasinya tidak berada di pusat kota Bandung, tapi jauh lebih dekat jika dibandingkan dengan kota-kota lain yang akan saya kunjungi beberapa bulan kedepan. Namun..sayang disayang, mengapa mobilku harus mengalami ujian berat selama satu bulan ini. Melalui jalan yang sering tergenang banjir dan berlubang sedalam jurang.. (lebay.com) Sabar yaa mobilku.. Pada siapakah saya harus melaporkan jalan jelek ini? Adakah dinas terkait yang masih peduli keselamatan pengguna jalan dan tentu saja kesejahteraan mobil-motor? Ayo atuhlah..
Lubang separuh jalan!
Jalan aspal kuno. try this: Jalan kerikil :/
Lubang dalam sangat


Monday, May 16, 2011

Belitung : pasir putih, laut biru, bebatuan

Beberapa waktu yang lalu saya berkunjung ke Negeri Laskar Pelangi, Belitung. Bersama 11 orang teman-teman lainnya, kami berlibur ke tempat kampong halaman Andrea Hirata. Saya akan berbagi tentang beberapa tempat yang dikunjungi dan beberapa informasi menarik yang perlu diketahui untuk pembaca yang mau berwisata ke Belitung. Semoga bermanfaat!
Negeri Laskar Pelangi
Untuk pembaca yang ingin mencari getaway berbau pantai pasir putih-laut-snorkeling, secara lokasi Belitung memang lebih jauh jika dibandingkan dengan Anyer, Pulau tidung, Pulau seribu, Pangandaran, atau Karimun jawa (dengan asumsi pembaca tinggal di wilayah Jakarta/bandung). Namun, secara timing perjalanan Belitung menjadi tempat yang relatif dekat. Jakarta-Belitung ditempuh dengan pesawat dalam waktu 45 menit. Kurang dari satu jam. “Baru saja selesai makan snack di pesawat, baru mau tidur, Eh..Sudah mau landing lagi” begitu celetuk teman-teman saya di pesawat. Jika dibandingkan dengan tempat-tempat lain yang harus ditempuh dengan bermacet2 ria, atau berjam2 duduk di bus, tentu ini jadi pilihan untuk pembaca yang enggak mau terlalu lama menghabiskan waktu di jalan atau hanya punya waktu singkat untuk liburan. Pesawat ke Belitung ada 2 pilihan: Sriwijaya Air atau Batavia Air. Kami terbang dengan Sriwijaya Air, take-off dari cengkareng jam 06.20 WIB, dan sampai di Bandara H.AS. Hanandjoeddin 45 menit kemudian.
Pasir Putih, Laut Biru, Bebatuan
Sesampainya di Belitung, kami dijemput oleh driver dengan mobil elf, Pak Zainal (kalo mau no hp nya silakan japri) Untuk transportasi selama di Belitung, pembaca dapat menyewa mobil dengan drivernya. Mobil bervariasi mulai dari mini bus (avanza, kijang), elf, sampai ke bus, tergantung jumlah penumpang. Kalau pembaca berpergian dalam grup besar (lebih dari 5 orang) saya sarankan naik elf saja. Lebih baik tidak pakai bus, karena banyak jalan2 di kabupaten Belitung yang kecil2 dan bercabang2 banyak, sepertinya akan sulit aksesibilitasnya kalau kita menyewa bus.
Pohon untuk foto-foto, Tanjung Tinggi
Dari bandara, kami diantar ke Cottages di Tanjung Kelayang, Belitung Barat. Sebelumnya mungkin saya akan jelaskan dulu, bahwa di Belitung ada dua wilayah, Timur dan Barat. Pada perjalanan kali ini, saya lebih lama menghabiskan waktu di Belitung Barat, berbeda dengan biasanya orang-orang yang berkunjung ke Belitung Timur. Belitung Timur lebih populer karena di sana terdapat beberapa tempat yang menjadi lokasi syuting Laskar Pelangi (Gantong, Manggar, dll) tapi, pantai-pantai di Belitung Timur menurut saya jauh lebih indah dan menawan untuk dikunjungi. Kembali ke bahasan tentang where to stay in Belitung, jadi kami tinggal di sebuah penginapan di Tanjung Kelayang, yang ternyata kenyataannya tidak sesuai dengan gambar yang ada website nya. Hal ini perlu diperhatikan sebelum pembaca memesan tempat tinggal di Belitung. Pastikan dengan jelas fasilitas tempat menginap anda agar tidak miskomunikasi. Untuk pembaca yang berwisata dengan sistem ransel, cottages di Belbar harga semalam berkisar antara Rp.200-300ribu (untuk 4 orang paket keluarga, dengan AC, kamar mandi). Kalau sistem koper, ada juga hotel2 seperti Lor-in berkisar Rp.500rb. Lebih detail mengenai tempat menginap bisa dicari di internet. Selamat googling!
Pagi hari di belakang penginapan, Tanjung Kelayang

Hari pertama, kami berkunjung ke beberapa lokasi pantai di BelBar. Yang paling lama kita kunjungi adalah Tanjung tinggi yang merupakan lokasi shooting film Sang Pemimpi dan Laskar Pelangi. Jangan sampai lupa memakai sunblock karena matahari jam 9 disana, panasnya mungkin sama seperti jam 12 jika di Bandung. Lebih baik bawa kipas angin kecil, topi, kacamata hitam kalau perlu.
Antara batu-batu, Tanjung Tinggi
Makan siang di Tanjung Tinggi. Menu: ikan laut dan kangkung. Kangkung lezat. Ikan laut mantap. Jenis ikan pilih sendiri, harga sesuai berat ikan. Bumbu kecap atau bumbu kuning khas belitong juga boleh. Tambah lengkap dengan es kelapa muda langsung dari kelapa. Selesai makan, ada tempat sholat (musholla) lengkap dengan tempat wudhu, sarung, mukena. Kemudian jalan-jalan sore di bukit berahu dimana anda dapat merasakan seperti apa rasanya punya pulau pribadi karena pantainya sangat indah, pasir nya lebih lembut dari garam refine, dan anda menikmatinya sendiri. Ya sendirian! Perjalanan berlanjut sampai sunset di Tanjung Pandan. Tanjung pandan pusat kota nya belbar, jadi banyak orang yang menikmati sunset disini, kalo dilihat2 seperti pantai Kute nya Belitung.
Sunset di Tanjung Pandan
Mie Belitong for dinner
Hari kedua. Hari perjalanan laut. Keliling pulau-pulau kecil sekitar Belitung barat yang sangat indah sambil snorkeling. Mulai dari pulau pasir (pulau kecil, hanya pasir dan banyak bintang laut). Pulau Lengkuas (tempat snorkeling, mercusuar, dan tempat botram makan siang). Pulau babi (banyak bulu babi). Pulau Batu Berlayar (Batu nya seperti layar di kapal2 layar). Pulau tanjung kelayang (ada batu kepala burung). Semuanya indah.. Anda bisa snorkeling di sekitar pulau-pulau itu. Rekomendasi saya: Dekat pulau Lengkuas. Banyak terumbu karang, clown fish, ikan2 kecil bergerombol, dan paling penting tidak terlalu banyak bulu babi seperti di sekitar pulau babi.
Pulau Pasir, pasir putih di tengah laut!
Pulau Lengkuas, dengan mercusuar sejak 1882
Hari ketiga, adalah hari beli oleh-oleh dan jalan2 ke Belitung timur. Oleh 2 dari pulau Belitung bisa dibeli di Tanjung Pandan. Biasanya berupa kaos2 bertuliskan Belitung, hasil olahan laut (kerang, bintang laut, pasir, dll), atau batu meteorit (katanya bisa menyerap energi negatif, entahlah..) bisa juga beli kupi manggar di Belitung Timur. Belitung Timur berjarak sekitar 1,5 jam dari Belitung timur. Perjalanan ke beltim kita akan melalui berbagai kampong yang rumah2nya masih dari kayu. Seperti rumahnya Lintang. Kalau kata pak supir, itu rumah zaman transmigrasi dulu. Sesampainya di Belitung Timur, kita ke Desa Gantong. Sangat populer dengan replika sekula nya Ikal, lintang, harun, dkk. Oh ya, ternyata Lintang adalah nama desa yang bersebelahan dengan Gantong. Selanjutnya perjalanan berlanjut ke Manggar. Pusat kota Belitung Timur. Kita bisa lihat beberapa tempat yang jadi tempat syuting film Laskar Pelangi: Kedai Aling yang sekarang sudah jadi toko bangunan, kedai2 kopi (masih sama, tempat chitchat bapak2 di Belitong), bioskop, dan jalan2 tempat mereka parade pake daun2an itu.
Replika sekulanya Bu Mus, Gantong
Kurang lebih itu ringkasan perjalanan saya dan teman2 di Belitung. Saya merekomendasikan pembaca untuk berlibur ke sini. Ohya, di bulan Agustus - Oktober ada Sail Belitung-Wakatobi. Happy vacation!

Tulisan ini dibuat karena request teman2 
yang minta cerita tentang perjalanan ke Belitung.
Selamat menikmati, kawan!

Monday, April 25, 2011

Fix me, please..

 Mengapa ada air mata? 
karena hanya itu yang bisa dikatakan oleh mata, 
saat bibir tak mampu lagi mengungkapkan 
betapa terluka hati ini.

backsound: Fix You, Cold Play
 
When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse

And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

And high up above or down below
When you're too in love to let it go
But if you never try you'll never know
Just what you're worth

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Tears stream down on your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down on your face
And I...

Tears stream down on your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down on your face
And I...


Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Al-Qur'an dan Black Berry

 "Cahaya Islam pudar bukan karena mereka memadamkannya,
tapi karena terhalang orang Islamnya sendiri 
(Islam mahjub bil muslim)"

Kutipan di atas adalah sumber inspirasi saya untuk menuliskan tulisan ini. Kutipan ini adalah kicauan seorang bang Rihan, kakak kelas waktu SMU 3 yang inspiring, aktifis dakwah twitter (lebih lengkap bisa follow @rihandaulah) dan teman baik saya. Karena kicauan di atas, saya teringat kembali kejadian saat saya membeli gadget -bluetooth handsfree- di salah satu toko pernak-pernik BB di BEC (Bandung Electronic Center) tadi siang. Saya sedang duduk menunggu mas2 penjual nya sedang bertransaksi dengan seorang pelanggan lain. Pelanggan itu duduk tepat di samping saya. Dari yang saya dengar, mas2 pelanggan ini membeli BB baru. 

Penjual     : "Sebentar ya mas.."
Saya         : "Silakan.."

Mas2 penjual meminta saya menunggu. Lalu buru2 kembali ke dekat komputernya. setelah beberapa saat, mas2 penjual datang lagi. 

Penjual     : "Muslim atau non muslim mas?"
Pelanggan: "Hah?"
Penjual     : "Agamanya apa mas? Islam atau bukan?"
Pelanggan: "Oh.. Muslim. kenapa gitu?"

Waktu dengar ini, saya sempat kaget juga. Ada angin apa beli BB yang ditanya agama. Tapi, hal itu tak berlangsung lama, mas2 penjual memperjelas maksud pertanyaannya

Penjual     : "Mau saya installin Al-Qur'an. Mau enggak mas?"
Pelanggan: *freeze..

Penjual     : "Jadi gimana mas?"
Pelanggan: "Ya, terserah aja deh.."
Saya          :*freeze sefreeze2nya..

Pelanggan: "Forsquare jangan lupa di instal ya.."
Penjual     : "Ok boss.."
Saya          : -________-"

Waktu kejadian itu saya bingung sekaligus kaget dan freeze tak berkutik. Tapi, setelahnya saya muncul perasaan sedih, malu, dan menyesal. Ini salah satu fenomena yang terjadi di masyarakat tentang seorang muslim dan keber-islam-annya. Sedih melihat bagaimana Al-Quran tidak masuk dalam list "application yang harus ada dalam BB gw" bagi seorang muslim. Padahal mas2 penjual nya orang etnis cina yang mungkin bukan beragama islam malah lebih care. Tapi, mas2 pelanggan malah terkesan "terserah lo aja deh". Padahal kalau dipikir2, enggak ada salahnya kalo kita punya aplikasi Al-Qur'an di BB. Kalau ngeinstal di BB aja masih ogah2an, apa bisa ter-install di hati kita? Mengingat, anak muda zaman skr, kemana2 pegang BB. Mungkin lebih sering pegang BB daripada pegang Al-Qur'an. Naudzubillah..

Saya cuma berharap, mas2 pelanggan tadi punya banyak Al-Qur'an yang sering dibaca, atau mungkin sudah hafal Al-Qur'an jadi enggak perlu di install di BB :) Tapi rasanya malu juga ya, sama orang2 non muslim, saat kita sendiri yang muslim, tidak memiliki rasa memiliki dan memilih Al-Qur'an untuk masuk dalam BB kita. Setidaknya kalau belum masuk ke hati, minimal ada dalam BB, dan bisa dijadikan pegangan. Minimal tausyiah saat galau. Maksimal jadi peta, petunjuk jalan, sumber inspirasi, obat saat sakit dan multivitamin jiwa saat sehat. Dan ini membawa kontemplasi lanjutan bagi saya sendiri. Dari banyak waktu yang Allah sudah kasih, lebih banyak mana ya saya habiskan? Membaca Al-Qur'an? Atau membaca twitter, facebook, dll.. Astaghfirullah..

Saya berterima kasih pada mas2 pelanggan tadi. Secara tidak langsung menjadi pengingat untuk saya -dan orang yang baca tulisan ini- untuk lebih dekat, memperbaiki hubungan dengan menunaikan hak-hak Al-Qur'an

(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia,  
dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
(QS. Ali Imran 138)
   
Berikut saya kutipkan kicauan penulis favorit saya, yang juga seorang mas bro yang kucintai karena Allah, Salim A Fillah (silakan follow di @salimafillah) tentang Al-Qur'an dan muslim.  waktu itu beliau lagi kultwit ttg Tabir yang menghalangi kita dengan Allah. Diantaranya adalah kita membaca Al-Qur'an, tetapi tak mengamalkan pesan-pesannya. Apalagi yang enggak pernah baca. Makin aja..

Seakrab apa tingkat kedekatan & sebaik apa perlakuan kita terhadap Al Quran; setinggi itu pula pemuliaan yang Allah karuniakan. Al Quran ini firmanNya; tetapi ada yang memperlakukannya sebagai buku tak terpedulikan seperti dikeluhkan Sang Rasul (QS 25: 30). Maka Allah-pun tak peduli padanya. 

Di tingkat berikutnya, ada insan yang menjadikan Al Quran sekedar sebagai bayan (keterangan). Ini seperti kalau berwisata; kita membaca sebuah booklet tourism guide, tapi tak beranjak dari kamar hotel. Sekedar berkata “Oo!”. Ada nan memperlakukan Al Quran dengan cara itu; setinggi-tingginya hanya sumber informasi. “O, ada cerita ini. O ada aturan ini.”. 

Di tingkat selanjutnya, mukmin memperlakukan Al Quran sebagai petunjuk; seperti kita membawa peta & tourism booklet keluar hotel. Kita menempuh perjalanan, mengenali tanda, menyusuri peta, memghindari bahaya, & mendatangi tujuan; dengan panduan booklet itu. Sungguh selamatlah yang demikian. Mereka yang menemukan kelezatan kemesraan dengan Allah melalui Al Quran. Yakni mereka yang jadikannya penasehat pribadi, sarana curahkan isi hati, berbincang mesra pada Khaliqnya, mengambil daya jiwa.