Monday, April 25, 2011

Fix me, please..

 Mengapa ada air mata? 
karena hanya itu yang bisa dikatakan oleh mata, 
saat bibir tak mampu lagi mengungkapkan 
betapa terluka hati ini.

backsound: Fix You, Cold Play
 
When you try your best, but you don't succeed
When you get what you want, but not what you need
When you feel so tired, but you can't sleep
Stuck in reverse

And the tears come streaming down your face
When you lose something you can't replace
When you love someone, but it goes to waste
Could it be worse?

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

And high up above or down below
When you're too in love to let it go
But if you never try you'll never know
Just what you're worth

Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Tears stream down on your face
When you lose something you cannot replace
Tears stream down on your face
And I...

Tears stream down on your face
I promise you I will learn from my mistakes
Tears stream down on your face
And I...


Lights will guide you home
And ignite your bones
And I will try to fix you

Al-Qur'an dan Black Berry

 "Cahaya Islam pudar bukan karena mereka memadamkannya,
tapi karena terhalang orang Islamnya sendiri 
(Islam mahjub bil muslim)"

Kutipan di atas adalah sumber inspirasi saya untuk menuliskan tulisan ini. Kutipan ini adalah kicauan seorang bang Rihan, kakak kelas waktu SMU 3 yang inspiring, aktifis dakwah twitter (lebih lengkap bisa follow @rihandaulah) dan teman baik saya. Karena kicauan di atas, saya teringat kembali kejadian saat saya membeli gadget -bluetooth handsfree- di salah satu toko pernak-pernik BB di BEC (Bandung Electronic Center) tadi siang. Saya sedang duduk menunggu mas2 penjual nya sedang bertransaksi dengan seorang pelanggan lain. Pelanggan itu duduk tepat di samping saya. Dari yang saya dengar, mas2 pelanggan ini membeli BB baru. 

Penjual     : "Sebentar ya mas.."
Saya         : "Silakan.."

Mas2 penjual meminta saya menunggu. Lalu buru2 kembali ke dekat komputernya. setelah beberapa saat, mas2 penjual datang lagi. 

Penjual     : "Muslim atau non muslim mas?"
Pelanggan: "Hah?"
Penjual     : "Agamanya apa mas? Islam atau bukan?"
Pelanggan: "Oh.. Muslim. kenapa gitu?"

Waktu dengar ini, saya sempat kaget juga. Ada angin apa beli BB yang ditanya agama. Tapi, hal itu tak berlangsung lama, mas2 penjual memperjelas maksud pertanyaannya

Penjual     : "Mau saya installin Al-Qur'an. Mau enggak mas?"
Pelanggan: *freeze..

Penjual     : "Jadi gimana mas?"
Pelanggan: "Ya, terserah aja deh.."
Saya          :*freeze sefreeze2nya..

Pelanggan: "Forsquare jangan lupa di instal ya.."
Penjual     : "Ok boss.."
Saya          : -________-"

Waktu kejadian itu saya bingung sekaligus kaget dan freeze tak berkutik. Tapi, setelahnya saya muncul perasaan sedih, malu, dan menyesal. Ini salah satu fenomena yang terjadi di masyarakat tentang seorang muslim dan keber-islam-annya. Sedih melihat bagaimana Al-Quran tidak masuk dalam list "application yang harus ada dalam BB gw" bagi seorang muslim. Padahal mas2 penjual nya orang etnis cina yang mungkin bukan beragama islam malah lebih care. Tapi, mas2 pelanggan malah terkesan "terserah lo aja deh". Padahal kalau dipikir2, enggak ada salahnya kalo kita punya aplikasi Al-Qur'an di BB. Kalau ngeinstal di BB aja masih ogah2an, apa bisa ter-install di hati kita? Mengingat, anak muda zaman skr, kemana2 pegang BB. Mungkin lebih sering pegang BB daripada pegang Al-Qur'an. Naudzubillah..

Saya cuma berharap, mas2 pelanggan tadi punya banyak Al-Qur'an yang sering dibaca, atau mungkin sudah hafal Al-Qur'an jadi enggak perlu di install di BB :) Tapi rasanya malu juga ya, sama orang2 non muslim, saat kita sendiri yang muslim, tidak memiliki rasa memiliki dan memilih Al-Qur'an untuk masuk dalam BB kita. Setidaknya kalau belum masuk ke hati, minimal ada dalam BB, dan bisa dijadikan pegangan. Minimal tausyiah saat galau. Maksimal jadi peta, petunjuk jalan, sumber inspirasi, obat saat sakit dan multivitamin jiwa saat sehat. Dan ini membawa kontemplasi lanjutan bagi saya sendiri. Dari banyak waktu yang Allah sudah kasih, lebih banyak mana ya saya habiskan? Membaca Al-Qur'an? Atau membaca twitter, facebook, dll.. Astaghfirullah..

Saya berterima kasih pada mas2 pelanggan tadi. Secara tidak langsung menjadi pengingat untuk saya -dan orang yang baca tulisan ini- untuk lebih dekat, memperbaiki hubungan dengan menunaikan hak-hak Al-Qur'an

(Al Quran) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia,  
dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
(QS. Ali Imran 138)
   
Berikut saya kutipkan kicauan penulis favorit saya, yang juga seorang mas bro yang kucintai karena Allah, Salim A Fillah (silakan follow di @salimafillah) tentang Al-Qur'an dan muslim.  waktu itu beliau lagi kultwit ttg Tabir yang menghalangi kita dengan Allah. Diantaranya adalah kita membaca Al-Qur'an, tetapi tak mengamalkan pesan-pesannya. Apalagi yang enggak pernah baca. Makin aja..

Seakrab apa tingkat kedekatan & sebaik apa perlakuan kita terhadap Al Quran; setinggi itu pula pemuliaan yang Allah karuniakan. Al Quran ini firmanNya; tetapi ada yang memperlakukannya sebagai buku tak terpedulikan seperti dikeluhkan Sang Rasul (QS 25: 30). Maka Allah-pun tak peduli padanya. 

Di tingkat berikutnya, ada insan yang menjadikan Al Quran sekedar sebagai bayan (keterangan). Ini seperti kalau berwisata; kita membaca sebuah booklet tourism guide, tapi tak beranjak dari kamar hotel. Sekedar berkata “Oo!”. Ada nan memperlakukan Al Quran dengan cara itu; setinggi-tingginya hanya sumber informasi. “O, ada cerita ini. O ada aturan ini.”. 

Di tingkat selanjutnya, mukmin memperlakukan Al Quran sebagai petunjuk; seperti kita membawa peta & tourism booklet keluar hotel. Kita menempuh perjalanan, mengenali tanda, menyusuri peta, memghindari bahaya, & mendatangi tujuan; dengan panduan booklet itu. Sungguh selamatlah yang demikian. Mereka yang menemukan kelezatan kemesraan dengan Allah melalui Al Quran. Yakni mereka yang jadikannya penasehat pribadi, sarana curahkan isi hati, berbincang mesra pada Khaliqnya, mengambil daya jiwa.